Kamis, 07 Oktober 2010



 
Rabu, 15 September 2010 , 13:03:00
 
Lokasi Wana Wisata Taman Pendidikan Rusa (WWTPR) di Desa Buanajaya, Kecamatan Tanjungsari cukup layak menjadi habitat rusa. Karena suhu udaranya cocok dengan kehidupan hewan tersebut, yakni minus 20 sampai 30 derajat celsius pada ketinggian 200\500 mdpl. Namun sayang, hingga kini tempat tersebut masih sepi pengunjung.

Laporan: Rico Afrido Simanjuntak

Lokasi penangkaran rusa WWTPR ini dekat dengan lahan kosong seluas sepuluh hektare milik pengacara senior, Adnan Buyung Nasution. Jika berjalan menuju penangkaran dari loket masuk, pengunjung pasti melewati lahan kosong yang digarap warga sekitar. Lahan itulah yang dimiliki pengacara kondang tersebut.

Lokasi penangkaran pun cukup menyegarkan mata. Betapa tidak, ketika mendekati penangkaran, tampak hamparan lapangan hijau yang luas dengan latar belakang pegunungan. Rimbunan pepohonan menambah sejuk suasana penangkaran.

Selain lahan tempat tinggal rusa, di WWTPR masih ada dua hektare lahan yang dikhususkan untuk penanaman atau pemeliharaan rumput, deposit makanan utama rusa.

Selain itu, masih ada lagi dua hektare lahan yang bisa digunakan untuk berkemah atau melakukan aktivitas wisata alam lain bagi para pengunjung. Seperti, outbond, flying fox, tenda dan camping ground.

Sebelumnya, ketika menuju lokasi penangkaran, pengunjung harus melewati sebuah anjungan bambu dengan panjang sekitar 60 meter dan berakhir pada sebuah gazebo.

Sungguh pemandangan yang indah. Berada di atas anjungan melihat rusa-rusa yang berkumpul di lapangan hijau dengan latar belakang pegunungan.

Ketika, wartawan koran ini menyambangi lokasi, seorang asisten pengelola penangkaran, Agus Suprianto (32), nampak membawa karung ubi sambil mengeluarkan suara aneh dari mulutnya. “Nguk, nguk, nguk, nguk....”.

Rusa-rusa yang tadinya tengah beristirahat, langsung mendekati Agus di luar penangkaran.

Ubi-ubi dalam karung pun disebar dan langsung dimakan rusa-rusa itu. "Ubi ini hanya makanan tambahan," kata Agus.

WWTPR buka mulai pukul 07:30 hingga 17:00. Namun sayang, selalu sepi pengunjung. Ketika ditanya jumlah tiap harinya, Agus mengatakan hampir tak ada pengunjung jika di hari biasa.

"Adapun pengunjung yang datang mayoritas dari Jakarta, Cianjur dan Bekasi, itu juga tak banyak. Minggu saja, rata-rata sekitar sepuluh orang," pungkasnya. (*)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar