Kamis, 07 Oktober 2010



 
Jum'at, 06 Agustus 2010 , 12:35:00
 
SEMANGAT: Meski sepi orderan, karyawan bengkel kompor mitan Didih tetap semangat bekerja.
Kegigihan Didih mempertahankan usaha pembuatan kompor mitannya, memang patut diacungi jempol. Selain permintaan pasar sangat sedikit, pembuatan kompor mitan pun mengandung risiko.

Laporan: Rico Afrido Simanjuntak

Tuntunan hidup merupakan alasan kuat mengapa Didih masih bertahan dengan usahanya membuat kompor mitan. “Habis mau gimana lagi, keahlian saya cuma membuat kompor mitan,” ujar Didih, sambil membakar sebatang rokok kreteknya.

Meski tempat kerjanya (bengkel, red) tak terawat, Didih dengan pekerjanya memulai aktivitas membuat kompor mitan seperti “orang kantoran”. “Kami biasa mulai kerja dari pukul 08:00 hingga 16:00. Ya, seperti jam kerja kantoran,” ucapnya.

Menurut dia, diberlakukan jam kerja kantoran bukan karena ingin meniru karyawan kantoran atau pabrik, tapi lebih karena ingin mendisiplinkan pekerjanya.

“Lagi pula enak kok kalau kerja disiplin,” tambahnya. Jam istirahat pun digunakan pekerjanya untuk makan siang dan salat.

Ketika memulai usaha membuat kompor mitan, Didih mengaku banyak pengalaman menarik. “Dulu karena belum terbiasa, awal-awalnya tangan saya pernah tergetok palu sendiri,” ungkapnya sambil tertawa.

Bahkan, dirinya mengaku pernah tergetok palu sendiri sampai lima kali. Tapi hal demikian bukan menjadi hambatan baginya menjalani pekerjaan sebagai pembuat kompor mitan. “Cuma lecet-lecet sedikit tak masalah lah. Yang penting apa yang saya kerjakan itu bisa menghasilkan uang,” imbuhnya.

Ilmu membuat kompor mitan ini ia peroleh dari sang kakak. “Saya bisa membuat kompor mitan karena kakak,” ucapnya. Ketika masih bujangan, dirinya diajari sang kakak yang juga membuka usaha kompor mitan di kawasan Cawang, Jakarta. “Kakak saya bisa membuat kompor mitan dan mengajari saya, karena diajari ayah. Jadi kami bisa dibilang keluarga pembuat kompor mitan,” urainya sambil tertawa lepas seperti tak ada beban.(*)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar