Kamis, 07 Oktober 2010



 
Rabu, 18 Agustus 2010 , 11:32:00
 
PEMBIBITAN: Mufidah Kalla memotong tumpeng pada peresmian kebun bibit anggrek Gunung Geulis, Sukaraja, 5 Agustus 2010.
Kebun bibit anggrek dan kebun bunga anggrek terbesar se-Indonesia dikembangkan di Bogor. Kebun bibit berada di Gunung Geulis, Kecamatan Sukaraja, sedangkan kebun bunga anggrek di Citeko, Kecamatan Cisarua. Kedua kebun itu kini resmi beroperasi setelah dibuka Mufidah Jusuf Kalla, 5 Agustus lalu.
Laporan: Rico Afrido Simanjuntak

PERNAHKAH Anda membayangkan, bagaimana satu pot bunga anggrek bulan dihasilkan? Tanaman yang kelihatannya tak berkayu ini butuh bertahun-tahun untuk tumbuh hingga berbunga. Minimal, empat tahun membungakan dendrobium dan lima tahun untuk anggrek bulan. Bahkan bisa lebih dari itu. Karena ada beberapa proses yang harus dilewati sebuah benih anggrek untuk menjadi bunga.

Mulai dari penyilangan untuk menghasilkan benih, kemudian menyemai menjadi bibit botolan, lantas mengeluarkan dalam bentuk compot (Community pot), memisahkan tanaman dalam bentuk seedling, terakhir membesarkan hingga berbunga.

Nah, semua proses itu dikerjakan di Bogor, yakni di kebun bibit Gunung Geulis dan kebun anggrek Citeko. Masingmasing tahap membutuhkan kondisi dan lingkungan khusus. Untuk pertumbuhan vegetatif (dari benih sampai tanaman dewasa) membutuhkan suhu tak terlalu dingin agar cepat besar. Sedangkan membungakan membutuhkan perbedaan suhu siang dan malam dengan perbedaan mencolok.

“Makanya harus ditempatkan di dataran tinggi. Itulah alasannya mengapa Gunung Geulis dipilih sebagai lokasi kebun bibit untuk botolan hingga tanaman dewasa, dan Citeko sebagai lokasi pembungaan,” ujar Mufidah Kalla, yang juga Perhimpunan Anggrek Indonesia saat peresmian.

Mengenai jenis anggreknya kata Mufidah, dipilih dendrobium dan silangan anggrek bulan (Phalaenopis). Pertimbangannya, kedua marga anggrek tersebut menduduki peringkat atas dalam kuantitas permintaan. “Bisa dikatakan, kedua anggrek itu (dendrobium dan anggrek bulan, red) paling populer di masyarakat. Menyusul Vanda, Catteleya dan Oncidim. Dendrobium dan Phalaenopis digemari karena bunganya yang indah dan harganya terjangkau. Tak heran jika kebutuhan petani anggrek untuk bibit pun tinggi,” papar Mufidah. (*)
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar